Home Daftar Isi Registrasi Kritik & Saran Search

Bandarkarima

Pengurus BKM
Peresmian BKM CA
Do'a Pembukaan
Ujian I BKM CA

Baca Registrasi
Baca Saran

 

 

Sekilas Pandang BANDARKARIMA

"BANDARKARIMA rumah berdinding cinta

  tiangnya kemesraan persaudaraan

  atapnya kasih sayang kemanusiaan

  dasarnya pengabdian kepada Tuhan"

devblue.gif (3627 bytes)

Latar Belakang

Perguruan Seni Pencak BANDARKARIMA memadukan tiga aliran utama yang sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan pencak silat di Jawa Barat, yaitu Sabandar, Kari, dan Madi.

Untuk mengetahui asal-usul ketiga aliran tersebut di atas, berikut ini akan dipaparkan cerita yang sudah menjadi sejarah di kalangan pendekar Jawa Barat.

Raden H. Ibrahim  (1816~1906) berasal dari Cikalong, Cianjur, sekitar 120 KM dari Jakarta. Beliau dikenal berwatak keras dan memiliki keberanian yang besar. Posturnya 'pendekar', pendek dan kekar. Raden H. Ibrahim memiliki dasar maempok atau pencak yang ia peroleh dari Raden Ateng Alimudin.

Raden Ateng Alimudin merupakan pendekar yang disegani di Kampung Baru, dan menjabat sebagai kepala keamanan distrik Jatinegara. Beliau merupakan guru pertama sekaligus saudara misan (suami kakak perempuan) dari Raden H. Ibrahim.

Guru kedua Raden H. Ibrahim adalah Abang Ma'ruf dari Karet, Tanah Abang. Abang Ma'ruf adalah salah seorang guru pencak yang tersohor di Batavia. Permainan pencaknya memiliki ciri sangat sulit disentuh lawan dan selalu meliuk sambil menendang. Setiap pertunjukan selalu melumpuhkan lawannya.

Secara kebetulan Raden H. Ibrahim bertemu dengan Abang Madi, seorang pendekar besar yang selalu menutup diri namun namanya tetap termashur di masyarakat. Raden H. Ibrahim kagum dengan ketangkasan dan kekuatan permainan pencak silat Abang Madi, dan mengangkatnya menjadi guru ketiga.

Mengikuti saran guru-gurunya, Raden H. Ibrahim kemudian berguru ke Abang Kari dari Benteng, Tangerang untuk menyempurnakan ilmu maempoknya. Ciri permainan Kari adalah gerakan kaki yang lincah serta serangan tangan yang cepat dan beruntun.

Berbekal empat permainan maempok tersebut, Raden H. Ibrahim mengajarkannya ke saudara-saudaranya di Cikalong.  Murid pertamanya adalah Raden H. Enoh. Setelah menyelesaikan berguru maempok, Raden H. Enoh kemudian berguru ke Mama' Sabandar dari kampung Sabandar, Cianjur.

Mama' Sabandar yang bernama asli Mohammad Kosim adalah seorang pendekar tangguh dari Pagaruyung, Sumatra Barat. Beliau diusir dari Pagaruyung karena mengajarkan pencak silat kepada orang diluar lingkungan keluarganya. Mohammad Kosim kemudian merantau ke Jawa dan akhirnya menetap di Kampung Sabandar, sehingga lebih dikenal dengan panggilan Mama' Sabandar. Mama' Sabandar mengajarkan teknik pencak silat yang disesuaikan dengan kondisi fisik murid-muridnya. Murid bertubuh besar dan kuat diberi teknik menyerang dengan kekuatan tubuh, sementara murid dengan fisik lemah diberi teknik lemah lembut yang mengutamakan teknik menghindar dan menyerang titik lemah lawan.

Setelah menguasai pencak Sabandar, Raden Enoh memadukannya dengan ilmu maempok dari Raden H. Ibrahim dan mengajarkannya ke seluruh keluarga bangsawan Cianjur. Sejak itu pencak silat Cikalong dan Sabandar mulai terkenal dikalangan pendekar, dan menyebar ke seluruh Jawa Barat.

devblue.gif (3627 bytes)

Keterangan lebih lanjut hubungi:

Taufan Prasetya, Padepokan PT Candra Asri
Jl. Raya Anyer KM 123 Cilegon 42447
Tel: 62-254-601501
FAX: 62-254-601526
Internet: taufan@capcx.com


Back to top

devblue.gif (3627 bytes)

 

Send mail to taufan@capcx.com with questions or comments about this web site.
Copyright © 1999 BANDARKARIMA